Berada di Titik Jenuh
Saat hari berlalu, suara binatang jalang malampun mulai bertebaran, Mengisi tiap sudut-sudut ruang hampa hati nurani. Ingin sekali langkah ini mengikuti seluruh rasa alur malam, Hingga cahaya itu kembali tenggelam dan terbenam dalam keluhan
Saat senang beranjak pergi, siapa gerangan mengambil kembali
Sunyiku menciptakan tenangku dalam cengkeraman hutan rimba belantara malam
Lingkaran setan yang bermukim pada seorang hambapun tak dapat mengikat erat hembusan nafas sekaratYang berkabut tebal melebihi awan hitam dicakrawala semesta
Jalan setapak terjal, mendaki dan berliku, jurang-jurangpun ikut bergetar
Tebing-tebing cadas terus memaksa untuk menyerah mengikis asa
Tapi tetap kupaksa untuk membangun benteng-benteng maafTidak, “itu bukan jalanku, itu bukan aku”
Cairan hati yang meresap dalam jiwa, mengetuk pintumu tiada henti merintih
Kan tetap kupertahankan hingga tapal batas masa itu
12 okt 2008
02:14
Masisman
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, isi komen ya
U COMMENT I FOLLOW